TEMBAKAU SRINTHIL

Tembakau Srinthil adalah tembakau asli dan khas dari tanah Temanggung terutama dari lereng gunung Sumbing, yang mana merupakan primadona semua tembakau. Berdasarkan indikasi geografi yg disahkan oleh KEMENKUMHAM tahun 2013, petani tidak bisa merekayasa / mengolah tembakau menjadi srinthil.

Namanya tidak hanya tenar di dalam negeri, bahkan sampai ke mancanegara sana. Kandungan nikotin yang tinggi disertai dengan rasa dan aroma yang kuat, tembakau ini menjadi buruan banyak orang, terlebih pabrikan rokok papan atas yang konon menggunakan Srinthil sebagai tembakau lauknya, bagaimana tidak, 1 Kg Srinthil bisa digunakan untuk "membumbui" 100 Kg tembakau rokok.

Faktor potensi menjadi srinthil:
1. Geografis
2. Varietas bibit
3. Perawatan budidaya
3. Perawatan pasca panen
4. Panen
5. Waktu musim (dengan patokan pranata mangsa)

DAUN
Ciri daun yang akan/bisa menjadi Srinthil berwarna kuning dan penuh dengan bintik coklat, yang dalam waktu dua hari bintik coklat itu akan semakin meluas sehingga sebagian besar daun tembakau itu berwarna coklat. Daun itu kalau ditekan keluar cairan lengket seperti minyak berwarna hitam pekat.

PANEN
Pemetikan, sortasi, pemeraman (7-9 malam), selama masa itu, akan tumbuh jamur kuning pada daun, kemudian dirajang, lalu penjemuran 4 hari di terik matahari terakhir pengembunan.

Garis besar kesimpulanya berpegang pada:
1. Siti = tanah = bumi
Lahan pertanian
Senantiasa mencintai bumi, karena bumi tidak pernah ingkar, mencintai, merawat, sebelum tanam tembakau ada istilah "kula nuwun"/permisi yang divisualisasikan dengan acara tradisi ritual "Nyècèl" (awal pengolahan lahan)

2. Wiji = benih = biji
Menjaga benih/biji supaya tetap terjaga keberlangsunganya, petani dengan penuh rasa kasih sayang memelihara benih, disimpan, dirawat untuk ditanam tahun berikutnya. Benih/biji yang menghasilkan srintil adalah varietas kemloko

3. Wanci = waktu / siklus musim
Berdasarkan pranata mangsa yg menjadi patokan dan sangat relevan untuk diikuti petani. Tembakau srinthil hanya pada mangsa ke-telu (ketiga). Mangsa karo (kedua) meskipun kwalitas daun bagus cuaca bagus tetapi blm bisa menjadi srinthil. Ini menjadi patokan petani dalam penanamannya

4. Wahyu/pulung
Wahyu adalah anugerah Allah SWT yang mentakdirkan/mengkodratkan suatu tempat berbeda dengan daerah lain (Srinthil hanya ada di Temanggung)

Tembakau srinthil mulai dari grade E (paling rendah) sampai J (paling tinggi). Memiliki cita rasa keras nendang, manis, harum dan terasa super tebal (pulen/bold). Aroma tembakau Srinthil variatif berdasarkan kontur dan unsur hara dalam tanah, umumnya Srinthil memiliki:
1. Aroma Salak
2. Aroma Nangka
3. Aroma Cokelat

Proses mulai budidaya sampai akhir panen petani konsisten dengan tradisi leluhur yang sampai saat ini sangat dipertahankan, dilaksanakan dan dilestarikan.

Ada 7 kali ritual dalam hal ini. Tetapi ritual tersebut bukan kunci menjadikan tembakau menjadi srinthil, akan tetapi budaya sebagai bentuk keseimbangan semesta MEMAYU HAYUNING BAWANA.

Berikut ini adalah harga Tembakau Srinthil yang kami himpun dari berbagai narasumber:
- 1976, Rp. 120.000,- per kg
- 2009, Rp. 500.000,- hingga Rp. 750.000,- per kg
- 2015, Rp. 1.250.000,- per kg.
- 2018, Rp. 1.750.000,- per kg

Komentar

  1. Ternyata ada falsafah jawa didalam tembakau srintil. Didalamnya mengandung unsur yang cukup kompleks, namun satu dan lainya berkaitan erat. 👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ketika berbicara tentang anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa, sebaik2nya manusia adalah mereka yang senantiasa bersyukur dan merawat apa yang ada di sekitarnya 😁

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH TEMBAKAU RAKYAT YANG BERJASA MEMBUAT PETANI BISA BERHAJI

CARA MEMBUAT BLEND / CAMPURAN TEMBAKAU