TEMBAKAU TEMANGGUNG + CENGKEH (?)


Tembakau Temanggung merupakan salah satu primadona di dunia tembakau Indonesia, bahkan mungkin di dunia. Bukan cuma karena harganya saja yang terbilang tinggi, tapi ada rasa dan kualitas yang ditawarkan di baliknya.

Dimulai dari masa panen, petani memilih dengan teliti daun yang sehat dan berkualitas baik untuk kemudian dirajang untuk menjadi lembutan (bahasa lain dari tembakau Tingwe), karena pada dasarnya tembakau Temanggung yang kelas Tingwe dan kelas Pabrik memiliki perbedaan pada rajangan dan penambahan gula. Jika tembakau lembutan tidak menggunakan gula, berbeda dengan tembakau pabrikan yang notabene menggunakan gula untuk menambah berat timbangan pada saat proses penerimaan oleh pihak pabrik.

Setelah tembakau dipanen, daun didiamkan selama beberapa hari agar bisa lemas dan "matang". Ciri-ciri daun tembakau yang sudah matang berwarna kuning/cokelat cerah dengan aroma yang harum.

Setelah tembakau matang, proses perajangan dimulai yang mana pada umumnya dirajang pada malam hari untuk kemudian dijemur di pagi hari untuk menghilangkan kadar getah yang ada di daun tembakau.

Setelah dijemur, tembakau diembun pada malam hari agar menjadi lemas sehingga tidak hancur menjadi bubuk saat dikemas dan disimpan. Penjemuran biasanya berlangsung antara 2 sampai 5 hari. Berbeda masa penjemuran, maka akan berbeda juga rasa dan rupa yang dihasilkan meskipun masih berasal dari tanah yang sama.

Setelah proses penjemuran selesai, tembakau dimasukan ke dalam plastik untuk kemudian diperam/disimpan selama beberapa bulan untuk kembali dimatangkan. Selama proses tersebut, daun tembakau akan terus menerus mengeluarkan nikotin yang mana ditandai dengan:

1. Perubahan warna
Tembakau selama proses ini bisa menjadi lebih gelap atau malah bisa jadi warnanya menyala, tidak mati.

2. Tekstur
Ketika dipencet, akan terasa agak lengket di jari Karena nikotin dipaksa keluar dari daun tersebut oleh tekanan yang dihasilkan oleh jari

3. Hisapan
Tembakau Temanggung pada umumnya memiliki kadar nikotin yang tinggi, semakin tinggi kadarnya maka semakin berat pula hisapannya. Namun hal tersebut bisa diatasi dengan menaburi cengkeh sebelum tembakau dilinting. Selain menguatkan rasa, cengkeh bisa meringankan hisapan yang tentunya membuat tembakau Temanggung bisa nyaman untuk dinikmati

Setelah masa pemeraman dirasa cukup, tembakau-tembakau akan dipinang oleh para bakul/pengepul untuk kemudian dijual kembali baik grosir maupun eceran.

Dari penjabaran di atas, mungkin kawan-kawan Lintingers sudah bisa mengetahui kenapa tembakau linting khas Temanggung memiliki harga yang tinggi dan rasa yang berbeda dengan tembakau dari daerah lainnya serta mengapa sangat diperlukan cengkeh. Banyak Lintingers pemula yang sudah terbiasa melinting tembakau tanpa cengkeh lalu mencoba tembakau Temanggung (tanpa cengkeh) langsung batuk-batuk karena hentakannya lalu kemudian kapok pada prosesnya tanpa mengetahui bahwasanya tembakau Temanggung itu sangat disarankan untuk dinikmati menggunakan cengkeh dan orang-orang Temanggung sendiri yang melinting tembakau Temanggung, pasti menggunakan cengkeh sebagai salah satu bumbu lintingannya selain kelembak, kemenyan dan lainnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH TEMBAKAU RAKYAT YANG BERJASA MEMBUAT PETANI BISA BERHAJI

CARA MEMBUAT BLEND / CAMPURAN TEMBAKAU

TEMBAKAU SRINTHIL