TIGA AREA TANAM TEMBAKAU TEMANGGUNG

Kabupaten Temanggung terletak di Jawa Tengah yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang di utara, Wonosobo di Barat, Magelang di Selatan dan Ambarawa di Timur. Kontur tanah khas dataran tinggi dengan gunung gemunung yang menjulan antara lain Sindoro, Sumbing dan Prau.

Tembakau adalah komoditas terbesar dan terkenal dari Temanggung. Karena kualitas rasa dab karakternya, berbagai pabrik rokok di Indonesia menggunakan tembakau Temanggung sebagai "bumbu" atau lebih dikenal dengan nama Tembakau Lauk. Tak heran, harganya pun lebih tinggi jika dibandingkan dengan tembakau daerah lainnya yang digunakan dalam industri rokok kretek di Indonesia.

Pada umumnya, bibit yang digunakan oleh para petani adalah Kemloko, Genjah, Gober, BAT dan Mantili. Masa awal tanam umumnya dimulai dari bulan Maret/April untuk kemudian dipanen pada bulan Agustus. Gunung Sindoro dan Sumbing memiliki beberapa area tanam tembakau sebagai berikut:

1. LAMSI/LAMSIE (LAM=Gunung; SIE=Selatan)

Area tanam ini terletak di gunung Sumbing bagian Selatan, Timur dan sedikit ke Utara. Pada umumnya bibit yang digunakan adalah Kemloko 2 yang mana menghasilkan rasa manis, gurih dan pulen dengan aroma tembakau dan asap yang wangi serta memiliki kadar nikotin tertinggi baik untuk kelas pabrikan maupun lembutan/tingwe.

Salah satu ciri yang memudahkan para pelinting untuk membedakannya adalah bentuk rajangan yang terbilang kasar dan warnanya kurang seragam. Terlihat kurang menarik dipandang tapi memiliki karakter hisapan yang khas dengan rasa yang kuat.

Beberapa desa/dusun penghasil tembakau dari area tanam Lamsi adalah:

Lamuk, Dampit, Banaran Tembarak, Tlilir, Losari, Tempuran, Dukuh Seman, Cepit, Grubug, Wunut, Glapansari, Paponan, Gemantung, Petarangan, Gedegan, Gedangan, Logede, Kwadungan Tritis, Tlahab, dan lainnya.


2. PAKSI/PAKSIE (PAK=Utara; SIE=Gunung)
Area tanam ini terletak di lereng gunung Sindoro bagian Timur dan Utara. Pada umumnya bibit yang digunakan adalah Kemloko 2, BAT, Genjah dan Gober. Memiliki ciri-ciri berupa rajangannya yang hampir sangat lembut dengan warna yang seragam. Rasa yang dihasilkan lebih didominasi dengan gurih, sedikit manis. Aroma tembakau dan asapnya pun khas dengan kadar nikotin yang tinggi.

Warna dan tekstur yang sangat menarik dipandangan dan dipegang untuk kemudian dilinting dengan mudah menjadikannya tembakau favorit untuk sebagian besar orang yang menginginkan proses melinting dengan mudah.

Beberapa desa/dusun penghasil tembakau dari area tanam Paksi adalah:

Pringsewu, Canggal, Gembyang, Jumprit, Liyangan, Ganen, Dlimoyo, Purbosari, Garon, Jamus, Mentosari, Katekan, Ngloji, Ngabeyan, Bakalan, Cepoko, Giripurno, dan lainnya.


3. TIONGGANG/TIONGGAN (Gang)

Area tanam ini terletak di lereng gunung Sindoro bagian Selatan dan Tenggara. Pada umumnya bibit yang digunakan pun sama dengan area tanam Paksi. Namun, ciri-cirinya sedikit berbda baik di karakter hisapan, rasa maupun rajangan. Tionggang lebih seimbang antara manis dan gurih dengan bentuk rajangan semi-halus serta warnanya seragam. Indah dipandang maupun dirasakan.

Beberapa desa/dusun penghasil tembakau dari area tanam Tionggang adalah:

Banaran, Bansari, Tambaksari, Tuksari, Tlogowero, Pringapus, Pongangan, Malatan, Mayongan, Mranggen, dan lainnya.


Masing-masing area tanam di atas memiliki ciri khas tersendiri baik rajangan, warna, karakter hisapan maupun rasa di lidah. Tapi ada satu hal yang sama dari area-area tersebut, yaitu, kadar nikotin yang tinggi serta kualitas yang tidak bisa dipandanh sebelah mata.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH TEMBAKAU RAKYAT YANG BERJASA MEMBUAT PETANI BISA BERHAJI

CARA MEMBUAT BLEND / CAMPURAN TEMBAKAU

TEMBAKAU SRINTHIL