METODE PENGOLAHAN TEMBAKAU


A. CURING

Curing dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai pengawetan atau pengeringan. Dalam dunia tembakau, curing adalah hal proses yang sangat penting setelah tembakau dipanen dari ladang-ladang tempat mereka tumbuh. Hal tersebut dimaksudkan untuk menuakan warna tembakau sekaligus mengurangi kadar nikotin yang bisa merusak tembakau baik secara fisik maupun rasa.

Pengeringan tembakau selalu menjadi proses yang diperlukan untuk mempersiapkan daun untuk dikonsumsi, saat tembakau masih "mentah" atau dalam keadaan baru dipanen, daun yang masih hijau terlalu basah karena kadar airnya yang masih tinggi untuk bisa dibakar dengan nyala api yang konstan. Pada umumnya tempat pengeringan terletak tak jauh dari lahan tembakau untuk memudahkan proses pengangkutan pasca panen dan proses selanjutnya yang dibutuhkan untuk mematangkan tembakau.

Terdapat berbagai cara pengeringan tembakau, namun pada umumnya terdapat empat metode yang sering dijumpai di tempat-tempat penghasil tembakau, antara lain:

1. AIR-CURED


Seperti artinya yaitu udara. Tulang daun tembakau diikat dan digantung dalam sebuah ruangan dengan ventilasi udara yang baik dengan posisi ujung runcing daun menghadap ke bawah selama 4 sampai 8 minggu. Tembakau varietas Burley yang digunakan di industri cerutu biasanya menggunakan proses ini karena menghasilkan tembakau dengan kadar gula yang rendah dengan karakter asap yang ringan dan rasa manis alami serta kadar nikotin yang tinggi.

2. FIRE-CURED


Proses ini dilakukan di dalam ruangan dengan menggunakan api sedang, dihasilkan dari kayu yang dibakar selama proses ini berlangsung, suhu dan nyala api dikontrol dengan teliti agar suhunya tidak terlalu, juga tidak terlalu rendah. Proses ini berlangsung antara 3 hari sampai 10 minggu, tergantung dari jenis tembakau dan hasil yang diinginkan. Metode ini menghasilkan tembakau dengan kadar gula rendah dengan nikotin level yang tinggi. Tembakau pipa cangklong, tembakau kunyah/chewing tobacco dan tembakau hirup/snuff umumnya menggunakan metode ini.

3. FLUE-CURING


Proses ini pada awalnya tembakau digantung pada bagian batang dan diproses di dalam sebuah lumbung tertutup dengan cerobong asap, berfungsi untuk mengalirkan panas dari kotak penghasil panas yang terdapat di luar lumbung tersebut. Tembakau dipanaskan tanpa terkena asap yang dikontrol secara teliti untuk kemudian perlahan-lahan menaikkan suhu selama pengeringan berlangsung. Proses ini pada umumnya akan memakan waktu sekitar satu minggu. Metode ini menghasilkan tembakau yang kadar gulanya tinggi dan memiliki kadar nikotin sedang hingga tinggi.

4. SUN-CURING


Metode ini sangat sering ditemukan di daerah-daerah penghasil tembakau rajangan, baik untuk kebutuhan pabrik maupun diecer kepada para pelinting tembakau di derah tersebut. Pada industri cerutu, tembakau pipa dan snuff, daun krosok/utuh dijemur di tempat terbuka dengan cara digantung di bawah sinar matahari langsung selama beberapa hari sampai warnanya berubah kecokelatan, sedangkan untuk industri rokok dan tingwe, daun-daun tersebut dirajang terlebih dahulu baru kemudian dijemur di tempat yang terkena sinar matahari langsung seperti atap rumah, pekarangan hingga lapangan

B. PROSES TAHAP LANJUT

Beberapa tembakau seperti Cavendish dan mengalami proses tahap kedua yang dikenal sebagai fermentasi atau sweating.

1. CAVENDISH


Cavendish bukanlah varietas tanaman atau tembakau, itu adalah nama untuk tembakau dari strain Virginia dan Burley yang telah melalui proses pengeringan khusus dan metode penyimpanan/pemotongan. Setelah proses pengeringan masing-masing, tembakau dikukus, biasanya dengan gula atau flavoring dalam air, untuk menyuntik tembakau dengan uap air dan rasa manis yang halus. Setelah dikukus, tembakau disimpan dalan tekanan/dipres untuk masuk ke dalam tahap fermentasi tambahan. Pengepresan dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu, perasa dan/atau chasing dapat ditambahkan pada setiap tahap selama proses berlangsung. Warna dan aroma Cavendish akan bervariasi antara kuning alami, keemasa , kemerahan dan hitam, tergantung pada apa yang ditambahkan sebagai bumbu, perasa dan seberapa kuat penekanannya.

2. LATAKIA


Latakia bukanlah jenis tembakau, melainkan nama daun tembakau setelah diproses. Tembakau ini ditanam di bagian utara Suriah dan dinamakan sesuai dengan nama daerah pelabuhan tempat tembakau tersebut diproses. Pada awalnya petani di sana mengalami surplus tembakau, kemudian mereka menyimpan daun-daun tersebut. Selama musim dingin, kayu bakar digunakan untuk menghangatkan suhu tubuh dan ruangan di sekitarnya, tanpa disadari, asapnya menempel pada tenbakau yang sedang disimpan dan baru disadari saat musim semi tiba.

Saat memasuki musim panen, tembakau dipetik dan daun utuh tersebut dijemur di bawah sinar matahari langsung (sun-curing) sebelum dimasukkan ke lumbung pengasapan untun memasuki tahap berikutnya. Tembakau diasapi menggunakan kayu pilihan agar mampu menghasilkan aroma unik serta menambahkan hint aromatik herbal dengan karakter yang kuat.

Latakia sering disebut sebagai rempah-rempah tembakau, banyak tembakau pipa cangklong yang menggunakan Latakia sebagau tambahan bumbu penyedap tapi tidak lebih dari 10-20% dari total keseluruhan blend tersebut karena karakter rasa dan aromanya yang sangat kuat. Daun ini biasanya dicampur dengan tembakau Virigina Flue-cured untuk menghasilkan profil rasa yang unik dan dapat ditemukan dalam beberapa tipe campuran tembakau pipa seperti English, Balkan dan American Classic.

3. SRINTIL


Tembakau asli dan khas dari Temanggung ini adalah emas yang tumbuh di lereng-lereng gunung Sumbing dan hanya desa tertentu saja yang bisa menghasilkan Srintil dengan mutu dan kualitas yang baik.


Saat masa panen tiba, daun tembakau tembakau akan dipetik kemudian diperam selama sembilan malam di dalam ruangan dengan keadaan lembab. Daun akan berubah warna menjadi cokelat dan jamur berwarna kuning ("puthur kuning" dalam bahasa jawa) akan menginvasi daun-daun tersebut sehingga teksturnya berubah menjadi lembek dan berminyak. Setelah masa pemeraman usai, daun akan dirajang dan ditata di atas rigen untuk kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama beberapa hari.


Proses ini menghasilkan tembakau berkualitas dengan kadar nikotin dan gula yang sangat tinggi serta beraroma khas seperti cokelat, pisang, nangka dan lainnya, tergantung dari tanah dan unsur hara yang terkandung di dalamnya.

Nicotine level yang sangat tinggi menjadikan karakternya teramat kuat untuk dijadikan satu batang rokok, alhasil, Srintil hanya dijadikan bumbu utama oleh pihak pabrik berskala besar dengan cara mencampurnya dengan tembakau lain atau nikotin diekstrak untuk kemudian menjadi bahan campuran pada saus aromatik yang digunakan.

4. PERIQUE


Berbeda dengan Cavendish, Perique adalah cabang dari Burley yang unik dan tumbuh di daerah Paroki St. James atau dikenal dengan nama "Segitiga Emas". Proses penanaman dimulai di rumah kaca pada akhir musim dingin dan siap untuk ditanam di musim semi. Tanah dan iklim tunggal, Perique menjadi tembakau yang sangat berbeda dari Burley pada umumnya.

Setelah panen, daun dikeringkan dengan udara, lalu batang utama atau tulang rusuk, harus dilepas untuk menjaga kualitasnya, kemudian proses Perique yang sebenarnya dimulai, daun disatukan dan dikemas dalam tong whiskey besar. Sebuah plat bundar ditempatkan di atas laras yang dikemas, kemudian diposisikan di bawah balok besar. Baut kereta api digunakan untuk mengompresi tembakau untuk waktu yang singkat, setelah itu tembakau dikompres, dan jus dipaksa keluar dari daun.


Tekanan semacam ini memunculkan peningkatan suhu secara alami, yang menyebabkan jus terfermentasi dan selama proses tersebut aktif, gelembung karbon dioksida terlihat di bagian atas laras. Pekerja terampil memantau barel untuk melihat kapan tembakau perlu diputar kembali agar tekanan bertambah. Tong whiskey dikosongkan, laras diposisikan kembali dan tekanan diaplikasikan lagi. Proses ini diulangi berkali-kali tergantung kondisi tembakau saat diperiksa. Beberapa tong hanya akan membutuhkan beberapa kali fermentasi, sementara yang lain mungkin membutuhkan waktu lebih lama. Tapi, secara keseluruhan, biasanya proses tersebut membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk menyelesaikan prosesnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH TEMBAKAU RAKYAT YANG BERJASA MEMBUAT PETANI BISA BERHAJI

CARA MEMBUAT BLEND / CAMPURAN TEMBAKAU

TEMBAKAU SRINTHIL