TEMBAKAU MOLE
Tembakau khas dari tanah parahyangan ini sudah terkenal sejak lama sebagai icon serta ciri khas yang berbeda dengan tembakau dari daerah lainnya. Kontur tanah yang berbukit hingga pegunungan serta kekayaan unsur hara yang terkandung di dalamnya melahirkan kualitas yang tidak bida disepelekan, karena terbukti, tembakau mole masih bertahan sejak dulu hingga sekarang, bahkan banyak pabrik rokok yang menggunakannya sebagai tembakau "nasi" yang menjadi salah satu bahan campuran pengisi selongsong rokok, baik SKT maupun SKM.
Hadir dalam berbagai jenis dan karakter menjadikannya sangat mudah untuk dilinting dan dinikmati sesuai selera. Mulai dari yang ringan sampai yang berat (Bangeut dalam bahasa sunda) bisa dengan mudah ditemukan di berbagai kios tembakau baik online maupun offline.
Berdasarkan jenisnya, tembakau mole terbagi ke dalam 2 kategori:
1. MOLE MURNI
Tembakau yang setelah dipetik kemudian dirajang, lalu dijemur selama beberapa hari, umumnya semakin lama penjemuran, warnanya akan menjadi lebih gelap dan hisapannya akan lebih berat, begitu juga sebaliknya. Umumnya dijual perlempeng, per ons atau perkilo. Mole murni terbagi ke dalam beberapa subkelas, antara lain:
A. BERDASARKAN WARNANYA
- MOLE PUTIH/KUNING
Tembakau ini dijemur hanya beberapa hari sehingga memiliki warna kekuningan/cerah dengan karakter hisapan yang ringan. Rajangannya lembut seperti rambut jagung dan dilipat menjadi lempengan yang beratnya berkisar antara 280-320 gram per lempeng atau "tumpi" dalam bahasa sunda. Nicotine hit tidak begitu terasa bahkan sering dijumpai tembakau mole kategori ini hisapannya sangat ringan.
Hadir dalam berbagai jenis dan karakter menjadikannya sangat mudah untuk dilinting dan dinikmati sesuai selera. Mulai dari yang ringan sampai yang berat (Bangeut dalam bahasa sunda) bisa dengan mudah ditemukan di berbagai kios tembakau baik online maupun offline.
Berdasarkan jenisnya, tembakau mole terbagi ke dalam 2 kategori:
1. MOLE MURNI
Tembakau yang setelah dipetik kemudian dirajang, lalu dijemur selama beberapa hari, umumnya semakin lama penjemuran, warnanya akan menjadi lebih gelap dan hisapannya akan lebih berat, begitu juga sebaliknya. Umumnya dijual perlempeng, per ons atau perkilo. Mole murni terbagi ke dalam beberapa subkelas, antara lain:
A. BERDASARKAN WARNANYA
- MOLE PUTIH/KUNING
Tembakau ini dijemur hanya beberapa hari sehingga memiliki warna kekuningan/cerah dengan karakter hisapan yang ringan. Rajangannya lembut seperti rambut jagung dan dilipat menjadi lempengan yang beratnya berkisar antara 280-320 gram per lempeng atau "tumpi" dalam bahasa sunda. Nicotine hit tidak begitu terasa bahkan sering dijumpai tembakau mole kategori ini hisapannya sangat ringan.
- MOLE MERAH/HITAM
Tidak jauh berbeda dengan mole putih dalam proses packing dan berat, hanya saja masa penjemuran bisa sampai tujuh hari, sehingga warnanya kemerahan dengan nicotine hit yang lumayan menghentak di tenggorokan dan dada.
B. BERDASARKAN TEMPAT PENANAMANNYA
- MOLE GARUT
Tembakau ini ditanam di area perbukitan hingga pegunungan di daerah garut. Ketinggian yang cukup jauh dari permukaan laut menghasilkan tembakau dengan kualitas baik serta kandungan nikotin yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tembakau yang datang dari dataran rendah. Beberapa tempat penghasil tembakau mole di Garut adalah Cigasti, Cinisti dan Rancasalak.
- MOLE SUMEDANG
Tembakau ini ditanam di area perbukitan hingga persawahan di daerah sumedang, tidak jauh berbeda dengan tembakau mole Garut, hanya saja nikotinnya tidak setinggi tembakau Garut. Beberapa tempat penghasil tembakau mole di Sumedang adalah Tanjungsari, Parugpug dan Bantarujeg.
2. MOLE AROMA
Tembakau mole ini memiliki kekhasan masing-masing tergantung dari tempat pengolahannya, karena tembakau diberi saus rempah-rempah dan perasa/aromatik agar menghasilkan aroma, rasa dan karakter yang khas. Umumnya dijual secara bungkusan dengan merk tertentu, tercantum nama pabrik/perusahaan pengolahnya dan berpita cukai.
Selain beberapa macam tembakau mole di atas, masih terdapat 2 masa penanaman yang dilakukan para petani untuk bisa memenuhi permintaan pasar, baik dalam maupun luar negeri.
1. Voor-Oosgt
Tembakau ini masa penanamannya dimulai pada awal musim kemarau lalu dipanen saat akhir musim kemarau sebelum masuk musim penghujan. Umumnya tembakau ini digunakan di industri rokok kretek sebagai tembakau nasi dan diolah menjadi tembakau linting, baik murni maupun aromatik.
2. Na-Oosgt
Tembakau ini masa penanamannya dimulai pada awal musim hujan dan dipanen saat akhir musim hujan sebelum memasuki musim kemarau. Umumnya tembakau ini digunakan di industri cerutu, baik dalam maupun luar negeri.
Komentar
Posting Komentar