HULU INDUSTRI TEMBAKAU


Saban hari, matahari belum mengacungkan cahayanya, para petani tembakau sudah bercengkrama dengan tanah, keringat dan udara sisa semalam di lahan-lahan yang tersebar, mulai dari pegunungan, perbukitan hingga area persawahan yang dialihfungsikan menjadi ladang tembakau. Masa panen sudah di depan mata, para petani di berbagai daerah penghasil tembakau semakin giat dan ulet merawat tanamannya agar menghasilkan tembakau dengan kualitas yang mampu membuat para penikmatnya tersenyum saat memuntahkan asap putih dari hidung dan mulutnya. 

Rerumputan yang tumbuh di sekitar pohon dan hidup dengan menyerap nutrisi di dalam tanah sehingga tembakau menjadi kekurangan unsur hara dibersihkan, tanah yang sudah dicampur dengan pupuk digemburkan kembali dan daun bagian bawah pun dibuang agar pohon tembakau memfokuskan semua nutrisi yang diserapnya untuk pertumbuhan daun dan bunga. Selain mempengaruhi rasa, tahapan maintenance di atas juga dapat mempengaruhi kesehatan daun yang mana nanti akan menghasilkan tembakau berkualitas bagus.

Bukan kehidupan namanya jika tidak ada ujian. Cuaca tak kunjung cerah dengan instensitas hujan yang terkadang masih turun, membuat petani cemas, hal tersebut disebabkan hujan yang masih terus turun sehingga kadar air yang ada di dalam tanah menjadi tinggi dan bisa menyebabkan tembakau layu sehingga kualitasnya pun menurun. Belum lagi kehadiran kabar simpang siur perihal kuota pembelian tembakau dari pabrik rokok yang katanya dikurangi akibat naiknya harga cukai dan harga jual rokok, penyetaraan cukai rokok, belum lagi dengan pandemi Covid-19 yang semakin membatasi ruang gerak aktivitas manusia dimanapun dan pastinya memberatkan pihak pelaku industri. Namun, hal tersebut tidak menjadi penghalang besar bagi petani, mereka tetap setia menanam dan merawat daun-daun kehidupan tersebut. Bagai mengharapkan keajaiban, petani tetap berharap agar harga tembakau tetap bagus di musim tak menentu ini karena banyak dari mereka yang menggantungkan hidupnya dari tanaman kesayangan mereka meskipun dibayangi berbagai kekhawatiran.

Sebagai hulu industri tembakau, baik untuk kebutuhan pabrik maupun tingwe telah memupuk kesabaran para petani selama bertahun-tahun lamanya untuk tetap menyajikan buah tangan Ibu Pertiwi kepada para penikmatnya yang datang dari berbagai kalangan. Fenomena kebangkitan tingwe yang semakin merajalela pun menjadi harapan para petani untuk bisa dijadikan olahan bernilai rupiah tinggi agar dapurnya tetap bisa berasap, bahkan saat ini di Temanggung, para petani lebih bersemangat mengolah tembakaunya menjadi "amunisi" tingwe untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin ramai, baik dari dalam maupun luar daerah. Hal tersebut menjadi harapan tersendiri bagi petani yang resah akan gonjang-ganjingnya harga tembakau di kelas pabrikan.

Tembakau, meskipun saat ini sudah mulai dilirik untuk dijadikan berbagai komoditi, baik dalam maupun luar negeri, baik kelas pabrikan maupun pengecer, semuanya tetap terpaku kepada petani yang menyangga keberlangsungan sekaligus ketersediaan tembakau di pasaran. Lalu, akan seperti apakah dunia tembakau di tahun 2020 yang penuh ujian ini?

Semoga cuaca, kualitas dan harga bersahabat agar tercipta sunggingan-sunggingan senyum di bibir petani yang menggantungkan hidupnya dari daun kehidupan di masa-masa sulit ini. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH TEMBAKAU RAKYAT YANG BERJASA MEMBUAT PETANI BISA BERHAJI

CARA MEMBUAT BLEND / CAMPURAN TEMBAKAU

TEMBAKAU SRINTHIL