KEPERGIAN YANG MENGHIDUPKAN


Ketiadaan sanak famili tersayang untuk semua orang pasti meninggalkan duka yang mendalam. Tenda didirikan, kursi disusun berdampingan dengan meja untuk kemudian toples-toples berisi kudapan ringan serta minuman ditata di atasnya agar menemani para pelayat yang datang untuk bertakziah. 

Tiap-tiap daerah memiliki kekhasan tersendiri untuk sajian yang disuguhkan kepada para tamu dan biasanya ditemukan rokok-rokok yang dimasukkan ke dalam gelas sebagai "tambahan kudapan". Tapi, di Temanggung terdapat suatu sajian yang mungkin tidak ditemukan di daerah lainnya, ya, tembakau, lengkap dengan berbagai macam cengkeh, kemenyan dan garet (kertas rokok) yang diletakkan di atas piring bersandingan dengan camilan beserta minuman suguhan tuan rumah. Menurut penuturan warga desa, tradisi tersebut sudah ada sejak dulu, bahkan akan dianggap "saru" (kurang pantas) jika tidak ada sajian tersebut. 

Tembakau yang disuguhkan pun datang dari berbagai sumber seperti kios tembakau, los pasar, penjual tembakau keliling (ideran), bahkan terkadang tembakau yang disajikan adalah hasil dari lahan sendiri, tak jarang pula para tamu bertukar tembakau antara satu sama lainnya sebagai bentuk keramahan sesama pelinting saat sedang mengunjungi keluarga/kerabat/rekan yang tengah berduka.

Malam hari tiba, para tamu yang datang pun sebagian besar merupakan warga sekitar, mereka berkumpul untuk menghibur keluarga yang tengah berduka, walaupun hanya sekadar duduk sambil berbincang-bincang, tapi setidaknya bisa membantu untuk sedikit menepis kesedihan atas musibah yang tengah dihadapi. Lagi-lagi, tembakau disuguhkan di atas piring, lengkap dengan "teman sepermainannya". 

Malam semakin larut, beberapa warga sudah ada yang pulang untuk beristirahat, tapi ada beberapa yang tetap tinggal untuk bercengkrama lebih lama sambil menghabiskan "bekal" tembakau yang dibawa atau suguhan khas Temanggung dari tuan rumah. 

Hal tersebut umumnya berlangsung selama beberapa hari sampai tenda dibongkar untuk kemudian disimpan di gudang penyimpanan milik kelurahan setempat atau digunakan saat ada keluarga lain yang baru saja ditimpa musibah serupa. 

Bukan tidak mungkin, suguhan khas tersebut akan selamanya hidup di Temanggung karena tembakau adalah salah satu hasil bumi yang dibanggakan oleh masyrakatnya. Tembakau dan "kawan-kawan"-nya hadir di atas piring yang tersaji untuk menemani para tamu bukanlah sebuah pembuktian akan harga ataupun kualitas, tapi sebagai nilai warisan budaya para pendahulu yang masih tetap dihidupkan dan tetap lestari hingga saat ini di antara ombak dan angin isu-isu seputar keburukan tembakau. 

Komentar

  1. tradisi yg sangat unik
    dan bersyukur jika tetap hidup dan lestari sampai 2021 (after pandemic) semoga akan tetap terwariskan hingga jauh ke generasi selanjutnya
    btw, ini daerah ke-2 yg sy ketahui ada tradisi serupa, yg pertama Aceh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, kalau di Temanggung, insyaallah bakal lestari terus 😁

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH TEMBAKAU RAKYAT YANG BERJASA MEMBUAT PETANI BISA BERHAJI

CARA MEMBUAT BLEND / CAMPURAN TEMBAKAU

TEMBAKAU SRINTHIL