ICO, WARISAN BUDAYA SULAWESI SELATAN


Ico, itulah sebutan masyarakat lokal di Sulawesi Selatan untuk tembakau khas dari kabupaten-kabupaten penghasil tembakau olahan tersebut. Sebut saja Ico Bulukumba, tembakau lokal dari Dusun Munte Barat, Kecamatan Bulukumba, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Tembakau olahan yang proses penanaman, perawatan, pemanenan dan pembuatannya sangat tradisional, unik dan cukup menguras waktu. Semuanya dimulai dari:

1. MABBEDENG
Proses ini adalah saat petani menyiapkan lahan sempit untuk menyemai benih tembakau

2. MACCEMME'
Pada tahap ini, petani menyebar pupuk kandang di lahan sempit tersebut untuk memberi nutrisi pada tanah agar benih bisa tumbuh dengan sehat

3. MANGNGAMPO' BINE
Menyemai benih tembakau ke lahan yang telah disiapkan sebelumnya dengan jarak yang sudah diatur agar tidak saling berdekatan sehingga penyerapan nutrisi oleh masing-masing bibit bisa maksimal

4. MABBAJA BINE 
membersihkan rumput liar di sekitar benih tembakau agar nutrisi yang sudah dipersiapkan tidak "dicuri" oleh rumput liar tersebut

5. MATTANENG ICO' 
Memindahkan bibit tembakau yang sudah cukup umur ke lahan yang lebih luas. Bakal tanaman tembakau ditanam di lubang yang telah di-"ola'ola'" (diolah)

6. MACCEMME' 
Pupuk diberikan ke atas tanah tempat bakal tanaman tembakau ditanam untuk mempercepat pertumbuhan sekaligus memperkaya unsur hara penunjang pertumbuhan yang ada di dalam tanah

7. MABBUMPUNG
Menimbun batang tembakau dengan tanah gembur untuk memperkokoh tumbuh kembang tanaman agar tidak gampang goyah saat angin kencang menerpa

8. MABBAJA BINE
Perawatan yang dilakukan kembali dan secara rutin untuk memastikan pertumbuhan tembakau tidak terganggu dari rumput liar

9. MABBOLLO
Memotong pucuk tembakau agar pertumbuhan daun utama lebih sehat, subur dan tidak meranggas

10. MACCEPPI' 
Membersihkan tembakau dari daun mati atau daun yang layu, dilakukan sebanyak 3 kali selama proses perawatan agar kesehatan tanaman tetap terjaga, sehingga bisa menghasilkan tembakau dengan kualitas terbaik

11. MA'RUTTUNG ICO' 
Memanen tembakau dengan memilah daun yang tidak rusak

12. MANGNGEMMU ICO' 
Menggulung atau melipat tembakau dan menyimpannya selama minimal 3 hari 3 malam sampai layu dan daun berubah menjadi kekuningan 

13. MAKKERRE' 
Merajang tembakau dengan alat tradisional 

14. MATTALE' 
Menyiapkan penjemuran tembakau pada wadah yang terbuat dari bambu atau disebut Rigen di tanah Jawa 

15. MANGNGESSO DAN MANGGAFUNG ICO' 
Menjemur daun tembakau di siang hari dan malam hari, di malam hari tujuannya agar embun bisa meresap kedalam tembakau yang telah di rajang, proses ini memakan waktu hingga minimal 7 hari 7 malam 

16. MANGNGAPPANG 
Mencetak tembakau kedalam cetakan dalam bentuk gulungan padat agar mudah dimasukkan ke dalam bambu 

17. MASSARI' 
Memasukkan tembakau yang telah dicetak kedalam tabung bambu, jenis bambu yang digunakan adalah Tellang atau Talang, jenis bambu dengan kulit tipis namun kuat yang biasanya digunakan untuk membuat Lemang di 

18. MATTAFA ICO
Proses pengasapan tabung bambu selama minimal 1 bulan, proses ini agar tembakau menghasilkan aroma yang khas dan awet 

Petani tembakau yang mengolah hasil panenannya di Sulawesi selatan umumnya terbagi menjadi 2 kategori, yaitu: 

1. Petani tembakau yang memproduksi tembakau untuk 1 tahun pemakaian pribadi, bukan untuk dijual, kecuali jika butuh uang saku tambahan atau  ada yang betul-betul ingin membelinya 

2. Petani tembakau yang memproduksi lebih dari jumlah yang akan dia konsumsi selama setahun. Kategori ini memang menyiapkan beberapa tabung untuk dijual ke pedagang-pedagang tembakau yang berjualan di pasar tradisional. 

Pada umumnya tembakau yang dijual di pasar diberi Mattanrai (memberi tanda) pada tabung bambunya berupa irisan kecil pada bibir tabung bambu yang menandakan bahwa dalam tabung ini tembakaunya adalah grade A, B, C dan/atau D. 

1. Grade A 
Terdapat 4 tanda iris : tembakau petikan ke 4 (Ruttung maka eppa') 

2. Grade B 
Terdapat 3 tanda iris : tembakau petikan ke 3 (Ruttung maka tellu) 

3. Grade C
Terdapat 2 tanda iris : tembakau petikan ke 2 (Ruttung maka dua) 

4. Grade D 
Terdapat 1 tanda iris : tembakau petikan pertama, biasanya tidak dijual karena kualitasnya kurang baik dan juga tidak disarankan oleh para petani untuk dikonsumsi (ruttung maka seddi), biasanya difermentasi menjadi racun dan tempat eraman ayam kampung 

Sebagai tambahan info, tanda iris 1 yang berukuran besar bukanlah grade, melainkan tanda bahwa ujung gulungan tembakau ada pada titik tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH TEMBAKAU RAKYAT YANG BERJASA MEMBUAT PETANI BISA BERHAJI

CARA MEMBUAT BLEND / CAMPURAN TEMBAKAU

TEMBAKAU SRINTHIL